PASAMAN(Jangkarnews.com)_Wakil Bupati (Wabup) Pasaman Sabar AS menghadiri kegiatan bertajuk malapehan Kaua di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Pasaman, Minggu (15/10/2023) kemarin.
Dalam kesempatan itu turut hadir bersama Wabup Sabar beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemkab Pasaman, camat dan tokoh masyarakat.

Kegiatan malapeh Kaua ini diawali dengan pelepasan bibit ikan ke sungai Batang Masang di Lubuak Pandan di lokasi Malapeh Kaua dilaksanakan.
Prosesi selanjutnya yakni ziarah makam leluhur masyarakat Binjai, yakni kuburan tagak yang diyakini masyarakat setempat sebagai orang yang pertama sekali membuka kampung mereka.
Dalam ziarah tersebut disampaikan oleh beberapa Kaua (hajat) masyarakat, lalu berdzikir dan berdoa agar hajatan yang diinginkan bisa dikabulkan oleh Allah SWT.
Sebelumnya, masyarakat sengaja memotong seekor sapi untuk dimakan bersama dalam malepahan Kaua tersebut. Malamnya dilanjutkan pengajian memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Wabup Sabar dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa kegiatan Malapeh Kaua Nagari pantas dikembangkan dan menjadi rujukan atas nilai agama dan budaya yang berkembang ditengah masyarakat, yang nantinya berpotensi menjadi daya tarik wisata di Lubuak Pandan tersebut. "ini patut kita kembangkan dan lestarikan ke depan." ungkap Sabar AS.
Untuk pengembangan potensi nagari Binjai ini, Sabar AS sengaja mengajak beberapa OPD yang dimungkinkan bisa untuk mengembangkan potensi Nagari Binjai secara bersama-sama.
"Sengaja saya ajak beberapa kepala OPD agar bisa mengeroyok bersama untuk kemajuan nagari Binjai," ujarnya.
Sabar menilai, prosesi tahunan malapehan kaua ini potensial untuk memajukan ekonomi masyarakat setempat melalui pengembangan terpadu dari pariwisata dengan tema religius, budaya, perikanan, jembatan gantung, agrowisata selaju sampan dan lain-lain.
Terlihat dalam pantauan wartawan Jiraik yang disebut sebagai kuburan leluhur masyarakat Binjai seperti kuburan yang ditandai dengan tumpukan pasir yang diselimuti oleh bebatuan air yang sudah tua dan beberapa batu berdiri sebagai penanda kuburan satu dengan kuburan lainya.
Di atas kuburan kuburan tersebut di lindungan dengan bangunan segi empat dengan atap seng dan tidak ada dinding.
Saat malapehan Kaua tersebut para pengunjung duduk melingkar di sekitar kuburan, dan sambil memanjatkan doa untuk keselamatan untuk kehidupan masa-masa yang akan datang