PEKANBARU(JKR)_Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru menggelar Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat pada Kamis pagi, 19 Juni 2025. Kegiatan ini berlangsung di GOR SD Negeri 150 Pekanbaru, Kecamatan Rumbai,Kota Pekanbaru
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, H. Abdul Jamal, M.Pd., menjelaskan bahwa pelaksanaan O2SN tahun ini merupakan bagian dari seleksi untuk mengirimkan wakil Kota Pekanbaru ke tingkat provinsi, dan selanjutnya ke tingkat nasional.
“Pemenang akan kita kirimkan dalam bentuk video untuk seleksi tingkat provinsi. Jika lolos, mereka akan mewakili Riau ke tingkat nasional dan diundang langsung oleh Kementerian,” ujar Abdul Jamal kepada media.
Untuk tahun ini, cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan dibatasi. Tingkat SMP hanya mempertandingkan karate dan pencak silat, sementara tingkat SD melombakan tiga cabang: karate, pencak silat, dan renang.
Abdul Jamal menyadari bahwa beberapa cabang olahraga lain belum diikutsertakan dalam O2SN tahun ini. Namun, pihaknya telah berdiskusi dengan guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (PJOK) serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) setempat guna membuka peluang bagi cabang olahraga lainnya di masa mendatang, seperti bulu tangkis dan sepak takraw.
“Kegiatan ini bukan hanya mencari prestasi, tetapi juga untuk menanamkan jiwa sportivitas kepada anak-anak. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti ini penting agar siswa tetap memiliki ruang untuk berkompetisi,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa sertifikat dan trofi dari O2SN dapat menjadi nilai tambah bagi siswa saat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Setiap tahun, kuota 20 persen di sekolah diperuntukkan bagi siswa berprestasi. Jadi prestasi dari ajang seperti ini sangat bermanfaat,” ujarnya.
Ke depan, Disdik Pekanbaru berharap agar cabang olahraga yang dilombakan dalam O2SN lebih beragam dan sesuai dengan minat siswa di sekolah. “Saat ini yang dominan hanya basket dan futsal. Padahal masih banyak potensi lain yang bisa dikembangkan melalui guru-guru PJOK,” tutup Abdul Jamal.