PEKANBARU(JKR)_Upaya menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan ramah bagi remaja terus didorong Tim Penggerak PKK Provinsi Riau. Melalui program Jelajah Anak Riau, TP PKK menggandeng Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Riau untuk memberikan edukasi tentang kesehatan mental serta pencegahan kekerasan di sekolah.
Program yang mengusung tema “Sekolahku dan Temanku adalah Tempat Aman untuk Belajar, Pengembangan Minat Bakat, dan Berinovasi Menuju Generasi Indonesia Emas 2045” ini digelar di Aula SMAN 8 Pekanbaru, Rabu (17/12/2025) pagi.
Sekretaris TP PKK Riau, Anahartini Putri SE, MM, menjelaskan bahwa Jelajah Anak Riau telah memasuki seri ke-12. Setiap pelaksanaan, kata dia, menyasar pelajar SMA di berbagai kabupaten/kota sebagai bagian dari pembinaan remaja menuju generasi Indonesia emas.
“Kami ingin membuka ruang diskusi bagi anak-anak. Mereka bisa bertanya tentang cara menjaga kesehatan mental, memahami perasaan, serta mencegah kekerasan di sekolah,” ujar Anahartini.
Menurutnya, kesehatan mental harus menjadi perhatian serius karena dampaknya tidak terlihat secara langsung. Luka fisik bisa sembuh dengan perawatan, namun luka mental dapat terbawa hingga dewasa jika tidak ditangani sejak dini.
“Kalau anak punya kesehatan mental baik, ia siap tumbuh menjadi pribadi hebat dan mampu membangun Indonesia. Sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi ruang tumbuh kembang bersama teman sebaya,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar sesuai arahan Plt. Ketua TP PKK Riau. Meski terjadi perubahan kehadiran pengurus akibat agenda mendadak, pelaksanaan tetap berjalan karena telah dijadwalkan jauh hari dan dipersiapkan sekolah dengan baik.
Kepala SMAN 8 Pekanbaru, Sulismayati, M.Si, menyambut positif program tersebut. Ia menilai kolaborasi antara TP PKK, Baznas, Forum Anak, dan psikolog klinis memberi nilai tambah bagi siswa.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini. Harapannya, anak-anak dapat meningkatkan pemahaman belajar, berkembang secara positif, dan tumbuh dalam lingkungan sekolah yang aman,” ujar Sulismayati.
Dalam kegiatan tersebut, tim psikolog membuka sesi tanya jawab agar siswa dapat mengungkapkan persoalan pribadi yang selama ini mungkin terpendam mulai kecemasan belajar, tekanan pergaulan, hingga persoalan keluarga.
Dengan pendekatan interaktif, kegiatan ini diharapkan dapat menekan kasus perundungan, kekerasan verbal maupun fisik, serta mendorong keberanian remaja untuk mencari bantuan profesional.
Program Jelajah Anak Riau ditargetkan terus berlanjut ke sekolah-sekolah lain sebagai langkah strategis mempersiapkan generasi muda menuju Indonesia Emas 2045 generasi yang cerdas, tangguh, dan bermental sehat.