Sering Lakukan Komunikasi Dengan Ketua DPD/MPR RI La Nyalla Mattalitti.

Yong Hendri Bidik Senator dan Maju Bakal Calon Anggota DPD/MPR RI 2024 Asal Sumatra Barat

Yong Hendri Bidik Senator dan Maju Bakal Calon Anggota DPD/MPR RI 2024 Asal Sumatra Barat
Yong Hendri SH Datuk Paduko Reno, bakal calon anggota DPD RI dari Dapil Sumbar

SIJUNJUNG(Jangkarnews.com)_Yong Hendri SH Datuk Paduko Reno, bakal calon anggota DPD RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Barat (Sumbar), mengaku sering berkomunikasi dengan Ketua DPD RI, La Nyalla Mattalitti.

"Kebanyakan lewat aplikasi WhatApps," ujar Yong Hendri kepada Jangkarnews. Com melalui sambungan telepon, Minggu (14/5/2023). Saat itu Yong Hendri mengaku sedang berada di Kabupaten Sijunjung.

Menurut Yong, banyak hal yang ia perbincangkan dengan La Nyalla. Pada satu kesempatan, dijelaskan Yong, ia mengemukakan konsep untuk menjadikan nagari sebagai daerah istimewa.

"Sepertinya beliau tertarik dengan konsep yang kita ajukan," beber Yong. Mengutip La Nyalla, dijelaskan Yong, memang sudah saatnya unit pemerintahan terendah diberi wewenang yang luas untuk mengurus rumah tangganya sendiri.

Pada bagian lain, menurut Yong, pernah pula La Nyalla memberi gambaran tentang fungsi dan tugas seorang anggota DPD. "Padahal saya bukan anggota DPD, baru mau mencalon," terangnya.

"Pernah pula kami bertukar pikiran soal pendidikan," cetus Yong. Karena sudah berpengalaman di bidang pendidikan dengan mengelola sebuah lembaga pendidikan di Kabupaten Sijunjung, Yong berkesempatan mengemukakan gagasannya.

Soal pendidikan, Yong mengaku memang menaruh harapan besar pada sektor yang satu ini. "Karena sejatinya masa depan negeri ini sangat ditentukan sejauh mana upaya menyiapkan generasi muda hari ini melalui lembaga pendidikan," katanya.

Makanya, menurut Yong, ketika sekitar tujuh tahun yang lalu ia dipanggil Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta untuk bertukar pikiran, ia mengemukakan sejumlah gagasan yang ia anggap layak untuk dipertimbangkan.

Kala itu, menurut Yong, ia melemparkan gagasan untuk memberi penguatan pendidikan di jenjang SMTA, baik SMA atau SMK. "Saya berpendapat, setelah seorang anak tamat SMTA sudah waktunya masuk ke pasar kerja," sarannya.

Kalau pun seseorang ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, menurut Yong, tapi setelah yang bersangkutan memiliki basis di dunia kerja, baik dengan cara punya usaha sendiri maupun bekerja dengan orang lain.

Dengan kata lain, menurut Yong, tidak seharusnya anak membebani biaya pendidikan ke orangtuanya sampai menamatkan pendidikan di perguruan tinggi. "Kalau demikian, kapan orang tuanya terbebas dari memikirkan biaya pendidikan anak-anaknya?" tanya Yong.

Langkah terbaik, menurut Yong, dengan penguatan pendidikan di jenjang SMTA diharapkan setiap anak sudah cukup siap untuk memasuki dunia kerja.

"Nah, kalau setelah itu si anak ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi atau berumah tangga sekali pun, tidak lagi sepenuhnya membebani orang tua," sebut Yong Hendri.

Justru yang sering ditemui Yong adalah fakta yang disebut terakhir, yaitu orang tua menanggung biaya pendidikan anaknya sampai tamat perguruan tinggi. "Kan kasihan orang tua, sudah di 'balik papan' alias sudah meninggal dunia masih belum terlepas dari biaya pendidikan anak-anaknya," kata Yong Hendri

Berita Lainnya

Index