PASAMAN(Jangkarnews.com)_Bupati Pasaman Sabar AS mengusulkan pembangunan jembatan yang representatif dan normalisasi Batang Panapa di Lubuk Sikaping, ibukota Kabupaten Pasaman.
Permintaan tersebut disampaikan Bupati Sabar kepada Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah. Tujuan pembangunan jembatan dan normalisasi Batang Panapa untuk menekan bencana banjir.
Bupati Sabar mengatakan hal itu terkait bencana banjir di Panapa, Lubuk Sikaping, beberapa minggu yang lalu. Sungai Panapa meluap mengakibatkan banjir sampai menggenangi beberapa fasilitas umum dan rumah warga.
Menyusul bencana alam itu, Bupati yang mantan anggota DPRD Sumbar itu langsung menyikapinya dengan berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk dengan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah.
"Alhamdulillah, Pak Gubernur merespons positif," tambah mantan Wakil Bupati Pasaman itu.
Dalam kunjungan kerja Gubernur Mahyeldi ke Pasaman, Kamis (4/1/2024), Bupati Sabar mengajak rombongan Gubernur Mahyeldi untuk memantau langsung ke lokasi kejadian.
Dalam kunjungan Gubernur Mahyeldi itu, tampak ikut menyambut Wakil Ketua DPRD Pasaman Danny Ismaya dan sejumlah kepala OPD di lingkup Pemkab Pasaman.
Pada kesempatan tersebut, kepada Gubernur, Bupati Sabar meminta dua hal sebagai solusi dari bencana banjir yang musiman terjadi di sungai Panapa. Usulan pertama normalisasi sungai, dan pembuatan jembatan yang ideal.
"Normalisasi sungai adalah salah satu solusi jangka panjang yang paling efektif untuk mengatasi banjir sungai meluap," kata Bupati Sabar.
Normalisasi sungai dilakukan dengan memperlebar dan memperdalam sungai, serta membersihkan sedimen dan sampah yang menyumbat sungai.
"Hal ini dilakukan agar sungai dapat menampung lebih banyak air tanpa meluap," ujarnya, sambil menambahkan,
selain normalisasi perlu juga pembuatan jembatan representatif sehingga bisa menahan dampak banjir.
Gubernur Sumbar Mahyeldi menyambut positif permintaan tersebut, lalu meminta Pemkab Pasaman menyediakan dokumen perencanaan untuk diusulkan.
Setelah dari lokasi Panapa, rombongan bertolak menuju Mapat Tunggul Selatan, tempat terjadinya bencana longsor yang berakibat pada masyarakat setempat