PEKANBARU(JKR)_Proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025–2026 di SMA Plus Provinsi Riau resmi memasuki tahapan lanjutan. Nama seleksi ini sebelumnya dikenal sebagai PPDB, namun kini berubah menjadi SPMB sesuai dengan regulasi terbaru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud).
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala SMA Negeri Plus Provinsi Riau, Edi Sutono, kepada media pada Selasa siang (15/04/25) di ruang kerjanya.
Edi menjelaskan bahwa tahap seleksi administrasi telah dilaksanakan sejak 25 Februari hingga 25 Maret 2025, dan hasilnya diumumkan pada 10 April.
Peserta yang lolos akan mengikuti sejumlah tes lanjutan, antara lain tes akademik berbasis komputer, tes fisik, wawancara kemampuan berbahasa Inggris, serta tes lainnya yang mendukung kesiapan siswa untuk tinggal di lingkungan asrama.
"Karena sekolah ini berasrama, kami harus memastikan calon siswa benar-benar siap secara mental, fisik, dan sosial untuk hidup mandiri jauh dari orang tua," ujar Edi.
Kuota Terbatas, Seleksi Ketat Tahun ini, SMA Plus Provinsi Riau hanya menerima 200 siswa baru. Jumlah tersebut disesuaikan dengan kapasitas asrama dan besaran anggaran makan-minum yang disiapkan melalui APBD Provinsi Riau. Proses seleksi juga didukung penuh oleh panitia internal dan SDM, terutama untuk pelaksanaan tes berbasis komputer.
Kesehatan Jadi Pertimbangan Serius Panitia seleksi menekankan pentingnya aspek kesehatan sebagai bagian dari proses seleksi. Hal ini merespons kekhawatiran para orang tua mengenai kondisi kesehatan peserta.
"Kami perlu mengetahui apakah peserta memiliki riwayat penyakit menular atau gangguan kesehatan lain yang bisa mempengaruhi proses belajar di lingkungan asrama. Semua ini dilakukan untuk kebaikan bersama," tegas Edi.
Untuk pemeriksaan lanjutan seperti tes psikologi dan kesehatan, pihak sekolah masih berkoordinasi dengan rumah sakit mitra. Namun untuk saat ini, fokus utama tetap pada rangkaian tes yang digelar di sekolah.
Peserta dari Dalam dan Luar Provinsi
SPMB tahun ini diikuti oleh siswa dari 12 kabupaten/kota se-Riau, bahkan dari luar provinsi. Dengan sebaran peserta yang luas, pihak sekolah berupaya memberi pelayanan terbaik, termasuk menyesuaikan jadwal dan sistem tes agar tidak memberatkan calon siswa secara finansial.
"Kami berharap seluruh proses berjalan lancar dan peserta yang terpilih benar-benar siap menghadapi tantangan di sekolah ini. Lingkungan SMA Plus bukan hanya soal akademik, tapi juga soal kedisiplinan dan kemandirian," tutupnya