PEKANBARU(JKR)_Para pengurus Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Negeri se-Kota Pekanbaru menggelar rapat koordinasi dalam rangka menyambut peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025. Rapat tersebut dilaksanakan pada Selasa pagi (29/04/2025) di SMA Negeri 2 Pekanbaru, Jalan Nusa Indah, Kelurahan Labuh Baru Timur.
Kepala SMA Negeri 2 Pekanbaru, Muis, selaku tuan rumah, menjelaskan bahwa rapat membahas dua agenda utama, yakni pelaksanaan kegiatan Hardiknas serta pengumuman kelulusan siswa kelas XII.
"Rangkaian Hardiknas akan dimulai dengan upacara yang dipusatkan di Kantor Gubernur Riau, yang akan diikuti oleh seluruh kepala sekolah, 10 orang guru per sekolah, serta 15 siswa dan 12 anggota aubade dari masing-masing sekolah," ujar Muis.
Selain upacara, akan digelar bazar di Kantor Dinas Pendidikan sebagai bagian dari semarak Hardiknas tahun ini. Sementara itu, sekolah-sekolah diberi kebebasan untuk tetap melaksanakan kegiatan internal seperti upacara atau perlombaan guna memeriahkan peringatan nasional tersebut.
Di SMA Negeri 2 sendiri, akan digelar pertandingan futsal antarkelas X dan XI. Kelas XII tidak dilibatkan karena telah menyelesaikan ujian akhir.
Ia juga menekankan bahwa peringatan Hardiknas ke depan diharapkan tetap dilaksanakan minimal semeriah tahun ini, dengan sinergi antara sekolah, pemerintah, dan siswa dalam menciptakan suasana peringatan yang edukatif namun tetap meriah.
Rapat MKKS ini menjadi bukti nyata komitmen para kepala sekolah SMA Negeri di Pekanbaru untuk menciptakan peringatan Hardiknas yang aman, tertib, dan bermakna, sekaligus memastikan kelulusan siswa berjalan lancar tanpa insiden yang tidak diinginkan.
Agenda kedua yang dibahas dalam rapat adalah pengumuman kelulusan siswa kelas XII, yang dijadwalkan pada 5 Mei 2025. MKKS menyarankan agar pengumuman dilakukan malam hari, mulai pukul 20.00 hingga maksimal pukul 24.00, guna menghindari aksi konvoi liar dan euforia berlebihan di jalan yang kerap memicu kecelakaan.
"Kita mengambil langkah antisipatif. Jika diumumkan terlalu cepat, khawatir siswa melakukan aksi konvoi yang bisa membahayakan mereka sendiri. Tahun-tahun sebelumnya ada kejadian kecelakaan akibat hal itu," tutup Muis.