PEKANBARU(JKR)_Pemuda Melayu Riau Indonesia (PP PMRI) menggelar Festival Kebudayaan Melayu Riau pada Rabu pagi, 21 Mei 2025, di Balai Serindit, Pekanbaru. Acara ini menjadi momentum penting bagi para pemuda Melayu untuk menunjukkan eksistensinya dalam pelestarian budaya dan pembangunan daerah.
Festival yang mengusung semangat "Menjadi Aktor Sejarah di Negeri Sendiri" ini dibuka oleh Ketua Umum PP PMRI, Khoirul Basar, S.H. Dalam sambutannya, Khoirul menyampaikan bahwa organisasi PP PMRI yang berdiri sejak 2023 masih tergolong muda, namun hadir dengan semangat besar untuk membangun generasi Melayu yang berdaya dan berkontribusi nyata bagi negeri.
“Kami tidak ingin menjadi penikmat sejarah, tetapi aktor sejarah. Kami ingin menciptakan perubahan, memelihara budaya, mendorong pendidikan, dan menjaga lingkungan. Ini bukan tentang berbicara siapa kita, tapi apa yang telah kita lakukan untuk tanah Melayu dan Indonesia,” tegas Khoirul.
PP PMRI menginisiasi dua komunitas utama dalam mendukung visinya: Komunitas Melayu Berprestasi dan Komunitas Melayu Lestari. Komunitas pertama fokus pada pelatihan prestasi akademik, beasiswa, dan pendampingan pendidikan, sedangkan komunitas kedua bergerak di bidang pelestarian lingkungan dan kesadaran perubahan iklim.
Khoirul juga menyampaikan pentingnya peran pemuda dalam menjaga bumi Riau, termasuk melalui kegiatan nyata seperti penanaman bibit pohon dan sosialisasi bahaya narkoba di sekolah-sekolah, yang telah dilaksanakan di beberapa kabupaten seperti Rokan Hulu dan akan berlanjut ke Kampar dan Pekanbaru.
“Kami ingin anak-anak Melayu bebas dari narkoba, punya semangat belajar tinggi, dan mencintai budayanya,” ujarnya.
Kegiatan festival ini tidak hanya diisi dengan seremonial dan sambutan, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai perlombaan budaya seperti berbalas pantun dan tari adat tradisional. Selain itu, PP PMRI juga menginisiasi penanaman 10.000 pohon di berbagai wilayah di Riau, termasuk di Pekanbaru, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir.
Dalam rangkaian festival ini, PP PMRI juga akan menggelar Kongres Pemuda dan pelantikan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PMRI dari tiga daerah: Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, dan Kota Pekanbaru
Ketua Panitia Festival, Sandi Prayogo SH, dalam pidatonya menyampaikan pentingnya kolaborasi antar elemen masyarakat demi memajukan budaya dan pembangunan daerah.
“Tanpa kolaborasi, acara ini hanya akan menjadi seremoni. Namun dengan semangat kebersamaan, kegiatan ini menjadi forum diskusi dan aksi nyata dalam bidang pertanian, pangan, energi, dan tentunya budaya,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa budaya bukan sekadar simbol, melainkan kekuatan nyata yang mampu mendorong kemajuan daerah.
Festival Kebudayaan Melayu Riau 2025 menjadi bukti bahwa pemuda tidak lagi hanya menjadi penonton sejarah, tapi telah mengambil peran aktif sebagai penggerak perubahan, penjaga warisan leluhur, dan pemimpin masa depan Melayu Riau.