PEKANBARU(JKR)_Komitmen Pemerintah Kota Pekanbaru untuk menghadirkan pendidikan yang inklusif semakin diperkuat dengan dikukuhkannya Pengurus Forum Madrasah Inklusif (FPMI) Kota Pekanbaru masa bakti 2025–2030. Pengukuhan berlangsung di Aula Kantor MDI Kota Pekanbaru, Selasa (09/12/25) pagi.
Wali Kota Pekanbaru yang diwakili Staf Ahli, Sarbaini, S.Ag, menyampaikan apresiasi atas terbentuknya kepengurusan forum tersebut. Ia menegaskan bahwa pendidikan inklusif merupakan hak seluruh anak, tanpa kecuali.
“Pendidikan adalah hak setiap anak. Pemerintah Kota Pekanbaru berkomitmen memastikan seluruh peserta didik, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, memperoleh akses pendidikan yang layak, berkualitas, dan penuh kasih,” ujarnya.
Menurutnya, pendidikan inklusif bukan hanya konsep, melainkan wujud nyata tanggung jawab moral dan sosial bersama.
Sarbaini berharap FPMI dapat menjadi ruang penguatan kapasitas pendidik madrasah, wadah kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, serta pusat rujukan praktik baik dalam pengelolaan madrasah inklusif.
Ia juga memberikan apresiasi kepada para guru madrasah yang dinilai menjadi garda terdepan dalam menciptakan ruang belajar yang aman, nyaman dan berkeadilan bagi setiap anak.
Kepala Kantor Kemenag Kota Pekanbaru, Syahrul Mauludi, turut menyampaikan dukungan penuh terhadap gerakan pendidikan inklusif di madrasah.
“Madrasah inklusi berarti menerima seluruh siswa tanpa melihat kekurangannya. Semua anak adalah setara dan berhak mendapatkan pendidikan,” tegasnya.
Syahrul berharap forum ini tidak “mati suri” setelah dikukuhkan. FPMI diminta aktif menjalankan program-program nyata untuk mendorong kemajuan madrasah inklusi di Pekanbaru.
Menurutnya, salah satu poin penting dari program madrasah inklusif adalah penyetaraan—anak berkebutuhan khusus tidak dipisahkan dari peserta didik lainnya, melainkan belajar bersama dalam satu lingkungan yang sama.
Ketua FPMI Pekanbaru, Kamizar, mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat forum akan menggelar rapat koordinasi kota pada 20 Desember mendatang. Rakor tersebut akan membahas beberapa program strategis yang diselaraskan dengan AD/ART forum dan arahan pemerintah kota.
Kamizar menjelaskan bahwa FPMI merupakan wadah edukasi dan sosial yang fokus pada peningkatan kapasitas para pendidik madrasah inklusi.
“Ini adalah ladang amal dan pengabdian. Fokus kita membekali para kepala madrasah, guru, dan peserta didik untuk memahami dan menerapkan konsep madrasah inklusif,” ujarnya.
Program-program FPMI antara lain:
1. Pelatihan Pendidik dan Kepala Madrasah
Memberikan pemahaman tentang penyusunan rencana kerja, pembelajaran inklusif, hingga penanganan peserta didik berkebutuhan khusus.
2. Pendampingan Implementasi di Lapangan
Forum akan turun langsung mendampingi madrasah dalam menjalankan program inklusi.
3. Pemantapan SDM untuk Mendorong Prestasi Kamizar menargetkan bahwa siswa berkebutuhan khusus juga dapat meraih prestasi yang sama dengan peserta didik lainnya.
4. Sinergi dengan Pemerintah Kota dan Dinas Terkait
Program FPMI diharapkan bisa dijalankan bersama madrasah di bawah Kementerian Agama maupun sekolah umum di bawah Dinas Pendidikan.
Kamizar menegaskan bahwa madrasah inklusif di Pekanbaru tidak mengenal diskriminasi atau ruang kelas khusus.
“Tidak ada lokal khusus. Yang ada adalah perhatian khusus. Guru-guru yang menangani adalah mereka yang sudah dilatih memahami kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus,” jelasnya.
Dengan kepengurusan baru ini, Pekanbaru meneguhkan langkah sebagai kota yang mendorong pendidikan berkeadilan bagi semua anak.

