KAMPAR(Jangkarnews)_Genap berusia 28 tahun Pemindahan Tanjung Alai pasca penggenangan waduk PLTA Koto Panjang pada tahun 1996 yang lalu.
Dihari Ulang tahun ke-28 tahun 2022, dengan semarak bersama puncak peringatan tersebut dimeriahkan dengan pawai atau Defile, oleh emak-emak, dan anak muda tempo dulu dilengkapi dengan alat-alat dan pakaian tradisional, ini mengingatkan kehidupan masyarakat sebelum pemindahan ke Kampung baru yang saat ini bernama Tanjung Alai.
Pj Bupati Kampar Dr H Kamsol, MM yang diwakili oleh Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan Setda Kampar Zamzami Hasan,M.Si, menghadiri kegiatan tersebut yang dipusatkan di Lapangan Sepak Bola Tanjung Alai Kecamatan XII Koto Kampar, rabu (2/11/2022). Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Desa Tanjung Alai Zulpan Alwi, Forkopimcam, Tokoh Adat, Alim Ulama tokoh Masyarakat, tokoh pemuda dan masyarakat yang meramaikan Hut Tanjung Alai.
Dalam arahannya, Zamzami saat membacakan pidato Pj Bupati Kampar, menyampaikan apresiasi atas kegiatan mengenang kampung halaman yang telah tenggelam oleh genangan waduk PLTA 28 tahun yang lalu.
Ini perlu di lestarikan dan dikenang terus, karena ini memiliki nilai sejarah bagi generasi muda kedepannya. Kita boleh mengikuti perkembangan zaman, tapi kita juga mesti ingat dan terua melestarikan budaya kita masa lalu."ucap Zamzami".
Selanjutnya, Zamzami juga berharap terkait Even Tour 2022 De Muara Takus. Agar seluruh masyarakat khsususnya Desa Tanjung Alai yang akan dilintasi oleh lenih kurang 400 pesepeda sport dari 20 Provinsi, bahkan dari negara Malaysia.
Bukan itu saja, dijadwalkan juga akan dihadiri Kapolri Jendral Sigit Listyo Prabowo, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, Gubernur, Kapolda serta Pj Bupati Kampar Dr Kamsol.
Untuk itu diminta kepada masyarakat, agar mulai saat ini membersihkan pekarangan khususnya yang berada ditepi jalan Sumbar-Riau dan memasang umbul-umbul, serta menyambutnya nanti pada tanggal 12 November 2022.
Sementara itu Pariyal, M.Pd Datuok Rayo Kampau dalam arahannya, sedikit menyampaikan sejarah singkat pemindahan Desa Tanjung Alai.
Dimana sebelumnya Tanjung Alai dinamakan Koto Mufakat, sejarah ini menceritakan bahwa di daerah yang lama terdapat pohon yang namanya Bunga Tanjung besar yang tumbuh di hamparan perkebunan Ranah Alai.
Dengan demikian, berkat hasil mufakat oleh para tokoh masyarakat dan adat yang diambil dari nama pohon dan perkebunan tersebut, maka disetujui nama daerah atau Desa ini dengan Desa Tanjung Alai.
Tanjung Alai sendiri memiliki sebanyak 7 suku, diantaranya Suku melayu kampai, suku Pitopang, Suku Madeliong, Suku Marajo, Suku Caniago, Suku Domo Simajelo, serta Suku Domo Bijo, semuanya dibawahi dua Pucuk adat, yakni Pucuk adat dipimpin Dt Besar dan Pucuk adat dipimpin Dt Puto.
Sementara itu jumlah jiwa pada tahun 1996 tersebut hanya berjumlah 900 jiwa, dan 313 Kepala Keluarga. Namun sekarang alhamdulillah sudah mencapai 664 KK dan 2.447 jiwa. Untuk diketahui juga, Tanjung Alai saat ini memiliki wisata ternama yaitu "Gulamo" yang pernah meraih peringkat dua Nasional kategori "Syurga Tersembuyi".(Rls/Chan).