KUANSING(Jangkarnews.com)_Ribuan hektar kawasan hutan lindung (KHL) yang dialih fungsikan ke kebun kelapa sawit dimasa Sarial menjadi kepala desa pada tahun 2007-2013 terlihat hampir seluruh hutan lindung di desa tersebut sudah menjadi kebun kelapa sawit, Desa sungai besar Kecamatan Pucuk rantau kabupaten kuantan Singingi (kuansing) - Riau.
Diantara KHL tersebut, diduga lebih kurang 500 hektar kebun kelapa sawit yang disebut-sebut milik oknum pengusaha (Athur brown), alokasi di dusun (4) malapari desa sungai besar kabupaten Kuansing. Adapun sebagian diketahui Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) kebun ini, dan heran nya dialokasi dusun yang berbeda.
Sedangkan melalui jaringan Google koordinat lokasi kebun tersebut diduga masuk Desa pesajian kabupaten Indragiri hulu (Inhu), ke-2 kabupaten tersebut memang masih Provinsi Riau.
Oleh banyak Narasumber mengatakan bahwa dari hutan kebun tersebut dilaksanakan dan dilakukan oleh pihak-pihak terkait dari wilayah hukum desa sungai besar wilayah hukum kabupaten Kuansing, bukan desa pesajian kabupaten Inhu.
Akan itu lebih lanjut salah seorang awak media (Athia) Menkonfirmasi termasuk kepada Abriman kepala KPH Kuansing mengatakan
"Iya melalui konfirmasi tersebut, menurut Nya kalau kph-nya kebun Athur brown masuk ke kuansing dan sudah di urus lewat UUCK itupun semua tergantung kementrian LHK lolos atau tidak nya dan setau saya 270 hektar. jelas oleh abriman selaku kepala KPH Kuansing pada 28/10/2023.
Selain itu adapun beberapa keterangan narasumber menjelaskan dan salah-satu di antara itu bahwa pemilik kebun kelapa sawit dalam luas dimaksud sekitar 500 hektar tidak cuma satu nama akan tetapi atas nama Athur brown, Wiliam, dan acuan dan Pelaksanaan termasuk Ahok dan Subroto, akan itu upaya awak media untuk konfirmasi kepada pemilik lahan tersebut
Pada Rabu 01/11/2023 kembali awak media (Athia) turun ke lokasi kebun tersebut dan jumpa langsung kepada Ahok, adapun beberapa hasil wawancara awak media ini kepada Ahok
Ahok mengaku hanya sebagai bagian armada saja, urusan angkutan buah kelapa sawit kebun ini ke mobil atau jender Kalau seperti urusan lain-lain tentang kebun atau penanggung jawab termasuk Mantan Kades Sarial karena Sarial lah ketua kelompok tani kebun ini dan yang handel adalah Suburoto.
Selanjutnya ahok menjelaskan kalau hasil hasil kebun kelapa sawit tersebut di bawa ke pabrik kelapa sawit Ki2 di desa muaro Tiu Makmur, Pucuk Rantau"ungkap Ahok
Disambung ahok lagi sejak masuk beliau ke kebun tersebut bahwa pemilik kebun oknum Cina Athur brown, dan Saham kebun ini sudah dijual ke pihak lain atau kah semua atau hanya sebagian., Ahok pun tidak bisa memberi kepastian tentang itu.
Saat ditanya Terkait dugaan Penimbunan BBM jenis Solar yang ditemukan awak media di gudang alokasi kebun tersebut, Ahok mengakui bahwa tidak punya kwitansi dokumentasi resmi karena hanya dibeli dari orang-orang si penjual Solar di antar melalui Galon/jerigen itupun sedikit paling berapa liter saja yang ada di gudang saat itu."jelas ahok
Sedangkan terlihat saat itu pada Jumat 06/10/2023 sambil divideokan bagai dokumentasi oleh awak media (Athia) mencapai (6) tangki ukuran literan 1000an dan masih (3) yang berisi tangki tersebut.
Masih ada sekitar 3000 liter Solar itu.
Awak media pun sempat wawancarai beberapa pihak nya dan Andika selaku penjaga gudang mengakui bahwa BBM jenis solar tersebut di antar pakai mobil dari Pekanbaru" Kata Andika
Ahok menjelaskan bahwa oknum TNI inisial (FD) Sebagai KORKAM di kebun itu, lagi aktif atau pensiunan nggak bisa dipastikan Ahok yang jelas bertempat tinggal di perumahan kebun ini, adapun anggota nya seperti PK dan khususnya mereka bagian ke Keamanan dalam kebun ini, ungkap Ahok.
Dalam wawancara awak media (Athia) kepada Ahok tepatnya di sebuah warung milik frengki di perumahan kebun oknum cina ini, terjadi indikasi, awak media di intimidasi oleh bernama Sukario bahkan mengusir saya dari lingkungan ini dan kejadian ini di depan Ahok dan banyak orang yang melihat apalagi awak media (Athia) berdua bersama Pria tangguh masih bawah umur sampai ketakutan dan saat pulang dari tempat kejadian itu bahkan sepanjang jalan nggak bisa hilang rasa takut Pria ini, awak media pun sedih dan merasa bersalah kepada Pria ini karena sempat bersamanya sambil berhenti di jalan dan minta maaf ke Pria ini pada rabu (01/11/23) saat kejadian
Sebelum kejadian ini pun, zaipul pernah datangi rumah awak media ini (Athia), mengaku di suruh Sukario untuk menghapus pemberitaan yang sudah viral ke beberapa media online terkait yang disebut-sebut kebun Runggu yang 60 hektar tanaman kelapa sawit dalam KHL yang alokasi berbatasan kebun oknum Cina tersebut, Namun sejak itu sampai ini belum dihapus berita itu.
Selain itu dalam seminggu sebelum kejadian ini, oleh banyak narasumber dari warga masyarakat setempat, tokoh, bahkan sampai ada yang datang ke rumah awak media ini (Athia) menyampaikan sedang ada upaya mengusir dari lingkungan ini, oleh Pak desa mengadu ke Kadus dan RT karena pemberitaan (Athia) ke media online terkait KHL di lingkungan ini.
"Iya mereka resah terkait berita HL tersebut maka cari jalan buat ngusir (Athia) karena nyerang mantan kades Sarial dan kades Tamyes, karena mereka habis terjual hutan lindung disini, sampai masyarakat disini susah berkebun lagi besok karena hanya mereka saja, jelas sumber yang tidak siap di publish
Sesudah kejadian ini kemaren kepada awak media ini oleh Sukario, beberapa Sumber Pihak mendorong agar ditindaklanjuti kejadian ini buat jera dan tidak semena-mena baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap orang lain.
"Bahkan salah satu di antaranya menjelaskan, iya buat jera saja biar kita lihat nanti, kalau dia itu belum lama keluar terkait kasus penembakan gajah jual gading dan dia itu keluarga kades Tamyes, Surat kebun oknum Cina itu penjualan atas nama dia, Datuk Majo mamak dia karena berinduk di rumah Datuk Majo, selama di penjara itu datuk Majo sering ngirim uang dan mobil putih Datuk Majo itu secara cash hasil lahan itu, lapor saja mantan napi pembeking kebun itu dan dia pula yang jual hutan lindung itu"Pungkasnya. Kamis 02/11/2023.
Sesungguhnya selama berlangsung pemberitaan Awak media ini (Athia) Terkait KHL ini di desa sungai besar, semua itu berdasarkan keluhan oleh banyak warga masyarakat setempat demi masa depan mereka anak dan cucu karena sejak awal hutan lindung di desa mereka terjual kepada oknum pengusaha dan di kuasai oleh sekelompok dan yang merasa besar kuasa.
Sedangkan sampai saat ini, begini yang di alami awak media ini (Athia) beredar informasi terkait upaya pengusiran Nya dari lingkungan ini dan indikasi atau pun intimidasi
Akan itu awak media ini (Athia) yang sungguh-sungguh berjuang tersebut dan Terkait atas kejadian ini karena mengacu pada ketentraman keluarga anak dan istri.
Untuk itu sangat berharap kepada seluruh warga masyarakat setempat sebagai narasumber selama ini dan kepada Aparat Penegak Hukum yang terkait:
mohon perlindungan, Perhatian, kepedulian dan atau tindak lanjutinya, apalagi sampai adanya kejadian ini seperti sudah unsur perencanaan