PEKANBARU(JKR)_Ketua TP PKK Kota Pekanbaru, Hj. Sulastri Agung Nugroho, resmi mengukuhkan Bunda Literasi tingkat kecamatan dan kelurahan se-Kota Pekanbaru. Pengukuhan digelar di Ballroom Hotel Hollywood, Jalan Kuantan Raya, Kelurahan Sekip, Kecamatan Lima Puluh, pada Rabu (10/12/25) siang.
Ketua TP PKK Hj. Sulastri menekankan pentingnya peran Bunda Literasi sebagai motor penggerak budaya membaca di lingkungan keluarga dan masyarakat.
“Harapan kita, Bunda Literasi mampu mengajak keluarga dan masyarakat membiasakan membaca. Jadilah contoh dalam memanfaatkan teknologi dan informasi secara bijak, terutama penggunaan media sosial,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa para bunda literasi, yang sebagian besar merupakan istri pejabat dan tokoh masyarakat, harus mampu menjadi teladan dalam sikap, penampilan, serta perilaku.
Sulastri mengajak para Bunda Literasi untuk menggali potensi di wilayah masing-masing, terutama dalam menghidupkan kegiatan literasi sederhana yang bermanfaat bagi anak, remaja, maupun orang tua.
“Minimal kita berkolaborasi dengan Bunda Posyandu di kelurahan dan kecamatan. Kita bisa menghadirkan pondok baca di titik-titik posyandu, tentu dengan koordinasi bersama dinas terkait,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa gerakan literasi di Pekanbaru harus selaras dengan identitas kota yang berbudaya Melayu. Karena itu, pembentukan pojok-pojok baca di setiap wilayah perlu dilakukan secara terarah melalui koordinasi lintas dinas.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispussip) Kota Pekanbaru, Drs. H. Muhammad Amin, M.Si, menyampaikan bahwa pengukuhan Bunda Literasi merupakan momentum penting dalam memperkuat gerakan literasi keluarga.
Menurutnya, rendahnya literasi masyarakat sering menjadi hambatan dalam memahami berbagai program pembangunan pemerintah.
“Ketika masyarakat kurang literasi, maka tugas kita adalah menghadirkan gerakan literasi yang mampu mengubahnya. Jika masyarakat mampu membaca, memahami, dan menghayati informasi, mereka bisa melihat kemajuan pembangunan yang telah dilakukan pemerintah,” ungkapnya.
Amin mencontohkan beberapa hasil pembangunan kota yang kini lebih dirasakan masyarakat, mulai dari pengurangan volume sampah, kebersihan rumah ibadah, hingga berkurangnya titik banjir meski memasuki musim hujan.
“Ini semua harus diliterasikan agar masyarakat paham dan mendukung pembangunan,” tambahnya.
Amin juga menyampaikan bahwa program Bunda Literasi sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, serta regulasi turunan terkait pembinaan budaya baca.
Saat ini terdapat 15 Bunda Literasi Kecamatan,83 Bunda Literasi Kelurahan,
yang siap menjadi penggerak literasi dan edukasi masyarakat hingga ke tingkat akar rumput.
Dispussip menargetkan gerakan literasi tidak hanya terfokus pada kegiatan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kegiatan rekreatif edukatif yang mampu membangun kecerdasan masyarakat.
“Literasi itu luas. Yang penting adalah kemampuan masyarakat mengakses, memahami, dan memanfaatkan informasi baik visual, media, maupun digital secara tepat,” tutup Amin.
Acara pengukuhan ini diharapkan menjadi awal penguatan ekosistem literasi yang lebih merata di seluruh kecamatan dan kelurahan, sehingga Pekanbaru dapat tumbuh sebagai kota yang cerdas, berbudaya, dan berkarakter.

