Analisis Kondisi Sosial dan Pembangunan Studi Kasus Pembangunan di Nagari Simpang ,Kecamatan Simpang Alahan Mati Kabupaten Pasaman.Sumatra Barat

Analisis Kondisi Sosial dan Pembangunan Studi Kasus Pembangunan di Nagari Simpang ,Kecamatan Simpang Alahan Mati Kabupaten Pasaman.Sumatra Barat

Analisis Kondisi Sosial dan Pembangunan Studi Kasus Pembangunan di Nagari Simpang ,Kecamatan Simpang Alahan Mati Kabupaten Pasaman.Sumatra Barat

Oleh
Hj. Elfia Sutriani S. Pd.
NIM (22230016)

PASAMAN(Jangkarnews.com)_Pembangunan adalah suatu proses yang sangat penting dalam masyarakat modern, yang mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari infrastruktur fisik hingga perkembangan ekonomi dan sosial.

Salah satu contoh pembangunan yang berhasil adalah pembangunan infrastruktur transportasi yang kuat dan efisien. Melalui pembangunan jaringan jalan, jembatan, dan sistem transportasi publik yang modern, sebuah negara dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.Sebagai contoh, negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa berkat pembangunan infrastruktur transportasi yang baik

Namun, pembangunan juga harus sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan dapat memiliki dampak negatif jangka panjang, seperti kerusakan lingkungan alam dan perubahan iklim,Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam proses pembangunan, seperti penggunaan sumber daya alam yang bijak dan pengembangan energi terbarukan

Selain itu, pembangunan sosial juga merupakan bagian integral dari pembangunan yang berhasil. Ini mencakup pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.Negara-negara yang memberikan akses pendidikan dan layanan kesehatan yang baik kepada warganya cenderung memiliki tingkat kemiskinan yang lebih rendah dan kualitas hidup yang lebih baik.

Namun demikian di daerah tempat saya tinggal sekarang, menurut pendapat saya, pembangunan untuk fasilitas yang kami butuhkan belum lengkap

Pembangunan Sekolah

Sejauh ini, di nagari kami lembaga pendidikan formal yang ada yaitu PAUD, TK, SD dan SMP.

Selain jenjang lembaga pendidikan formal yang ada masih terbatas, yaitu baru sampai tingkat SLTP, kondisi fisik sebagian sekolah yang ada juga masih memprihatinkan. Contoh kasus SMP Negeri 1 Simpang Alahan Mati, misalnya, masih banyak kekurangan meja dan kursi untuk belajar.

Karena jenjang pendidikan yang terbatas, maka kalau ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi harus dengan jalan ke luar dari nagari kami.

Untuk lembaga pendidikan SMA, misalnya, hanya ada di Kecamatan Bonjol, yang jaraknya sekitar 15 km dari kampung kami. Untuk melanjutkan ke SMK sebenarnya lebih dekat, berjarak sekitar 6 km dari kampung kami, karena ada SMK Pertanian.

Tapi minat dan animo para lulusan SMP dan sederajat di nagari kami tergolong kurang untuk melanjutkan pendidikan ke lembaga pendidikan kejuruan itu. Ada stigma yang sudah terlanjur melekat di sebagian besar orang tua. Yaitu, kalau pada akhirnya akan menjadi petani juga, untuk apa bersekolah?

Untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu perguruan tinggi, bentangan jaraknya semakin jauh lagi dari nagari kami. Perguruan tinggi terdekat hanya ada di Lubuk Sikaping, ibukota Kabupaten Pasaman. Namanya adalah Yappas, singkatan dari Yayasan Pendidikan Pasaman.

Tapi, sepanjang pantauan, sejauh ini sebagian besar mahasiswa di Yappas adalah orang-orang yang telah bekerja, terutama di instansi pemerintah. Gelar akademis yang dikejar di lembaga pendidikan itu sebagian besar dimaksudkan untuk menyesuaikan golongan kepangkatan di tempat mereka bekerja.

Satu lagi lembaga pendidikan tinggi yang ada di Lubuk Sikaping adalah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI).

Hanya tersedia sedikit pilihan kalau ingin melanjutkan pendidikan formal ke perguruan tinggi. Artinya, kalau anak-anak tamatan SLTA ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang jurusannya sesuai dengan minat dan bakat, harus menjalaninya di Bukittinggi atau Padang, ibukota Provinsi Sumatera Barat.

*Pembangunan Pasar

Di nagari kami pasar sebagai sarana transaksi dan pusat kegiatan ekonomi-- yang ada hanya berupa pasar tradisional, yang kondisi fisik bangunannya terkesan seadanya saja.

Dengan luas yang hanya 1.500 m2, pasar ini hanya beraktifitas sekali dalam seminggu, yaitu setiap hari Jumat. Kegiatan pasar mulai berdenyut jam 07.00 WIB, dan pada jam 11.30 aktifitas di pasar itu sudah terhenti.

Di luar hari pasar, yaitu setiap Jumat, praktis fungsi pasar sebagai sarana transaksi dan pusat kegiatan ekonomi berubah wujud. Yaitu, menjadi tempat menjemurkan pakaian oleh masyarakat setempat.

*Pembangunan Jalan

Selain sebagai urat nadi perekonomian, jalan juga menyandang fungsi sebagai aksesibilitas sosial antara satu komunitas masyarakat dengan komunitas masyarakat lainnya.

Tapi keberadaan infrastruktur jalan di nagari kami dalam kondisi yang sangat minim dan terbatas sekali. Kendati berstatus sebagai jalan provinsi, faktanya jalan di nagari kami hanya dengan klasifikasi sebagai jalan desa.

Ruas jalan itu melintasi sepanjang kecamatan kami, yaitu Kecamatan Simpang Alahan Mati, sampai ke jalan perbatasan dengan Kecamatan Bonjol, yang panjangnya sekitar 12 km.

Berfungsi untuk menghubungkan dua daerah otonom, yaitu Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat, ukuran fisik jalan di nagari kami hanya memiliki lebar sekitar 4 meter saja.

Akibatnya, kalau ada mobil yang berpapasan di ruas jalan itu, salah satunya harus mengalah dengan jalan berhenti terlebih dahulu. Sebab kalau dipaksakan, bukan tidak mungkin akan bersenggolan.
.
Gambar jalan seperti di bawah ini:

Pembangunan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan hak dasar yang harus didapatkan oleh setiap warga negara. Karena setiap warga negara berhak untuk hidup sesuai dengan standar kesehatan yang ada.

Tapi, sejauh ini di nagari tempat kami bermukim masih jauh dari kata "cukup" untuk memiliki pusat atau unit pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Sejauh ini, untuk fasilitas kesehatan yang ada di nagari kami adalah puskesmas pembantu. Memang di ibukota kecamatan sudah ada puskesmas, tapi fasilitasnya masih sangat minim.

Akibatnya, kalau ada masyarakat yang sakitnya memerlukan perawatan khusus harus dirujuk ke rumah sakit kabupaten yang berada di Lubuk Sikaping, yang jaraknya dari tempat kami lebih kurang 20 km atau dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan.

Di puskesmas kecamatan, sejauh ini belum didukung oleh dokter spesialis. Yang  ada hanya satu orang dekter umum dan satu orang dokter gigi, sedangkan selebihnya perawat dan bidan.

Gambar seperti di bawah ini:

Pembangunan adalah proses yang kompleks dan melibatkan banyak aspek kehidupan. Penting untuk menjalankan pembangunan dengan bijaksana, dengan memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial, agar dapat mencapai kemajuan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.

Sedangkan di nagari kami semua aspek pembangunan masih jauh dari kondisi ideal yang diharapkan. Parahnya lagi, sejumlah keterbatasan justru ada dan terjadi pada aspek-aspek pembangunan yang merupakan termasuk kebutuhan mendasar bagi masyarakat.

Dengan kata lain, di tempat tinggal kami, di Nagari Simpang, Kecamatan Simpang Alahan Mati, Kabupaten Pasaman, pembangunan di bidang pendidikan, pasar (ekonomi) jalan (infrastruktur) dan sektor kesehatan masih memerlukan perhatian dan penanganan lebih.

Sudah saatnya ditingkatkan dari kondisi yang ada sekarang agar semua masyarakat menikmati ketersediaan layanan-layanan dasar yang memang sangat diperlukan untuk menunjang kehidupan mereka.

Untuk meningkatkan kondisi ketersediaan sarana dan prasarana dasar tadi sehingga mencapai titik yang dianggap layak harus dengan melibatkan semua unsur atau elemen yang ada di tengah masyarakat, baik pemerintah ataupun pemuka adat.

Pelibatan semua unsur dan elemen itu sudah harus dilakukan mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan, bahkan sampai pada tahap pengawasan pembangunan dimaksud.

Sektor Pendidikan

Kasus kekurangan meja dan kursi belajar siswa seperti diuraikan di atas, yang berpotensi menghambat proses belajar dan mengajar, opsi yang mungkin bisa ditempuh untuk mengatasinya adalah dengan melibatkan peran dan partisipasi aktif para perantau atau para alumni SMP Negeri 1 Simpang Alahan Mati.

Layak dipertimbangkan untuk menyusun sebuah organisasi atau wadah yang ditugaskan khusus untuk menggalang peran dan partisipasi aktif perantau dan para alumni sekolah dimaksud.

Pasar (Sektor Ekonomi)

Menyusul dengan terus bertambahnya populasi penduduk di nagari kami, praktis kondisi fisik dan luas areal pasar tradisional di nagari kami dinilai tidak lagi mampu menampung aktivitas perekonomian masyarakat.

Mendesak dibangun pasar yang baru, baik fisik pasar maupun lokasi yang dinilai layak dan memadai. Itu artinya, sudah saatnya dilakukan relokasi (pemindahan) pasar ke lokasi yang baru, dengan tampilan fisik yang juga baru.

Karena sebagian besar tanah di Minangkabau berstatus sebagai tanah ulayat, mencari lahan baru untuk lokasi pasar seyogianya dengan melibatkan pemangku adat (ninik mamak), sedangkan pihak pemerintah diberi beban untuk membangun fisik jalan ke lokasi pasar yang baru dimaksud.

Jalan (Infrastruktur)

Karena jalan merupakan salah satu jenis infrastruktur dasar yang dibutuhkan oleh semua orang, maka kondisi jalan yang ada sekarang sudah mendesak ditingkatkan karena volume atau intensitas pemakaiannya semakin tinggi sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk.

Apalagi jalan di nagari kami berstatus sebagai jalan provinsi, maka lebar jalan yang selama ini hanya  4 meter, sudah saatnya ditingkatkan menjadi 8 meter.

Karena berstatus sebagai jalan provinsi, maka untuk biaya atau anggaran pembangunan fisik jalan dibebankan ke APBD Provinsi Sumatera Barat melalui mekanisme musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang). Yaitu dilakukan secara berjenjang. Dimulai dari nagari, dilanjutkan ke tingkat kecamatan, kemudian tingkat kabupaten, untuk diteruskan ke tingkat provinsi.

Setelah sampai di tingkat provinsi, diharapkan pihak terkait di tingkat provinsi menganggarkan di APBD Sumatera Barat untuk tahun anggaran berikutnya.

Tapi pelebaran jalan ini, kalau jadi dilaksanakan, dipastikan akan memakan tanah masyarakat, terutama yang berlokasi di sisi kiri dan kanan badan jalan.

Dalam konteks kasus seperti inilah diperlukan keterlibatan para pemangku adat (ninik mamak) dan tokoh masyarakat untuk mencarikan jalan keluarnya agar tidak menimbulkan polemik dan penolakan dari masyarakat, terutama bagi yang tanahnya terkena program pelebaran badan jalan.

Sektor Kesehatan

Karena mendapatkan layanan kesehatan yang layak merupakan hak dasar setiap warga negara, maka fasilitas kesehatan yang ada di tempat kami selama ini sudah saatnya untuk ditingkatkan.

Kondisi saat ini berupa memiliki  puskesmas pembantu di masing-masing nagari dan satu puskesmas di kecamatan dinilai sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.

Maka, sudah saatnya dipikirkan peningkatan status dari semua fasilitas kesehatan yang ada  menjadi  puskesmas yang lengkap, baik dari sisi perlengkapan medis, tenaga medis, dan sarana serta prasarana penunjang lainnya.

Dengan demikian, untuk jenis-jenis penyakit tertentu tidak harus semuanya dirujuk ke RSUD di ibukota kabupaten, karena fasilitas kesehatan di tingkat nagari dan kecamatan sudah bisa menanganinya.

Peningkatan status ini harus direncanakan secara matang melalui mekanisme musrenbang, yang dilakukan  secara berjenjang mulai dari tingkat nagari sampai ke tingkat kabupaten.***

Tertanda,


Hj. Elfia Sutriani S. Pd.

Berita Lainnya

Index